Pages

Tuesday, August 13, 2013

Juara bulutangkis Dunia dari Indonesia Siapa Aja (1977-2013)

Jakarta - Sejak dihelat di tahun 1977, Kejuaraan Dunia Bulutangkis sudah tergelar sebanyak 20 edisi, termasuk tahun ini di Guangzhou, China, di mana Indonesia memperoleh dua titel.
Kedua titel tersebut atas nama pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, setelah mengalahkan lawan-lawannya di final hari ini, Minggu (11/8/2013).

Dari 20 edisi kejuaraan, total 20 gelar dimenangi oleh pemain-pemain Indonesia. Yang terbanyak masih China dengan total 55 nomor. Denmark berada di posisi ketiga dengan total 10 gelar, diikuti Korea Selatan (9).

Berikut ini daftar juara dunia asal Indonesia berdasarkan tahun kemenangan:


Spoilerfor 1977 :


Spoilerfor Tjun Tjun/Johan Wahyudi:

Spoilerfor Profil:
Spoilerfor Tjun tjun:


Tjun Tjun ialah pemain bulu tangkis putra dari Indonesia yang terkenal sebagai spesialis ganda pada tahun 1970-an. Di masa jayanya, ia berpasangan dengan Johan Wahjudi, dan berhasil beberapa kali memenangi kejuaraan bulu tangkis paling terhormat pada masa itu, All England.

Spoilerfor Prestasi:

Tunggal Putra

1973: Semifinalis All England Open

Ganda Putra

1971: Finalis Kejuaraan Asia (bersama Tatat)
1972: Juara Denmark Open, Juara German Open (bersama Johan Wahjudi)
1973: Juara Denmak Open, Finalis All England Open (bersama Johan Wahjudi)
1974: Juara Denmark Open, Juara All England Open, Juara Asian Games (bersama Johan Wahjudi)
1975: Juara All England Open (bersama Johan Wahjudi)
1976: Semifinalis All England Open (bersama Johan Wahjudi), Juara Kejuaraan Asia (bersama Ade Chandra)
1977: Juara Dunia, Juara All England Open (bersama Johan Wahjudi), Juara Swedia Open (bersama Ade Chandra)
1978: Juara All England Open (bersama Johan Wahjudi)
1979: Juara All England Open (bersama Johan Wahjudi)
1980: Juara All England Open (bersama Johan Wahjudi)
1981: Finalis All England Open (bersama Johan Wahjudi)

Ganda Campuran

1974: Juara Denmark Open (bersama Regina Masli), Finalis Asian Games (bersama Sri Wiyanti)

Beregu Putra

1973: Juara Piala Thomas (Tim Indonesia - bersama Muljadi, Rudy Hartono, Christian Hadinata, Ade Chandra, A. Nurman)
1976: Juara Piala Thomas (Tim Indonesia - bersama Rudy Hartono, Liem Swie King, Johan Wahjudi, Christian Hadinata, Ade Chandra)
1979: Juara Piala Thomas (Tim Indonesia - bersama Rudy Hartono, Liem Swie King, Iie Sumirat, Johan Wahjudi, Christian Hadinata, Ade Chandra)



Spoilerfor Johan Wahyudi:


Spoilerfor Cerita singkatnya:

Johan mengakui, modal yang dia miliki kala itu untuk menekuni dunia bulu tangkis adalah modal nekad. Hidup dalam keluarga pas-pasan, Johan kecil sudah dididik ayahnya, Mangku Prayitno, menjadi orang sportif. Karena ayahnya suka olahraga, Johan kecil terbawa untuk ikut berolahraga tiap pagi. "Saya dahulu setiap pagi lari mengitari alun-alun tugu. Bisa empat sampai lima kali," kata Johan.

Menginjak SMP, sekitar tahun 1965, dia mulai menekuni bulu tangkis. Tempat berlatihnya adalah sebuah lapangan milik kepolisian di Jl Kelud. "Ya saya main sama anak-anaknya polisi di Jl Kelud. Klubnya kalau tidak salah Gajahputih," ungkap Johan.

Naik ke bangku SMA, Johan memilih sekolah di SMA Petra Surabaya. Di sinilah karir Johan dimulai. Sekitar tahun 1968, dia dilirik salah seorang pelatih bulu tangkis dari klub Rajawali. Dia kemudian digembleng untuk dikirim ke pelatnas. Saat di Rajawali, dia bertemu dengan Rudi Hartono.

"Januari 1971, saya mulai masuk pelatnas. Mei 1971, saya sudah ikut kejuaraan dunia bulu tangkis di Singapura tapi kalah," katanya.

Menanggapi kondisi bulu tangkis sekarang, Johan melihat bibit-bibit pebulu tangkis kurang unggul. Dia melihat pembinaan sudah bagus. Masalah dana, sebenarnya juga relatif baik. "Pemainnya yang saat ini kurang bagus. Kalau saya lihat, kurang disiplin," katanya.


Spoilerfor 1980 :


Spoilerfor Rudy Hartono:

Spoilerfor Profil:
Rudy Hartono Kurniawan (Hanzi: 梁海量, Nio Hap Liang; translasi fonetik nama Indonesianya ke bahasa Tionghoa: 哈托诺 Hatuonuo; lahir di Surabaya, Jawa Timur, 18 Agustus 1949; umur 63 tahun) adalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia pernah memenangkan kejuaraan dunia pada tahun 1980, dan Kejuaraan All England selama 8 kali pada tahun 1960'an dan 1970'an.
Masa Kecil

Rudy Hartono adalah anak ketiga dari 9 bersaudara yang lahir dari pasangan Zulkarnain Kurniawan. Orang tua Rudy tinggal di Jalan Kaliasin 49 (sekarang Jalan Basuki Rahmat), Surabaya, Jawa Timur dan bekerja sebagai penjahit pakaian pria. Selain itu orang tua Rudy juga mempunyai usaha pemrosesan susu sapi di Wonokromo, Jawa Timur.

Seperti anak-anak seumuran lainnya, Rudy kecil juga tertarik dengan berbagai macam olahraga sejak SD, terutama atletik dan renang. Pada masa SMP dia juga berkecimpung di olahraga bola voli dan pada masa SMA dia juga adalah pemain sepak bola yang handal. Tapi dari semua olahraga yang dia ikuti, keinginan terbesarnya akhirnya hanya jatuh pada permainan bulu tangkis. Pada usia 9 tahun, Rudy kecil sudah menunjukkan bakatnya di bulu tangkis. Tetapi ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan -- ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali Dengan Jurus Padi (1986). Rudy berlatih hanya pada hari Minggu, dari pagi hari hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh sinar lampu petromax.

Setelah ayahnya menyadari bakat anaknya, maka Rudy kecil mulai dilatih secara sistematik pada Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahnya. Sekedar informasi, ayah Rudy juga pernah menjadi pemain bulu tangkis pada masa mudanya. Zulkarnain pernah bermain di kompetisi kelas utama di Surabaya. Zulkarnain pertama kalinya bermain untuk Asosiasi Bulu Tangkis Oke yang dia dirikan sendiri pada tahun 1951. Di asosiasi ini ayah Rudy juga melatih para pemain muda. Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Tidak mengherankan banyak program kepelatihannya lebih menekankan pada sisi atletik, seperti lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat (high jump).

Ketika Rudy mulai berlatih di Asosiasi yang dimiliki ayah pada saat itulah Rudy merasakan latihan profesional yang sesungguhnya. Pada saat itu asosiasi tempat ayah Rudy melatih hanya mempunyai ruangan latihan di gudang gerbong kereta api di PJKA Karangmenjangan. Dengan kondisi seperti itu Rudy tetap berlatih dengan bersemangat bahkan dia merasa bahwa tempat latihan ayahnya jauh lebih baik dari tempat latihan sebelumnya karena ruangan gedung telah memakai cahaya lampu listrik sehingga dia bisa tetap berlatih dengan maksimal sampai malam hari. Selain itu lapangan yang disediakan juga lebih baik dibanding sebelumnya dan juga ada kantin yang berada di samping gedung latihan.
Awal Karier Profesional

Setelah beberapa lama bergabung dengan grup ayahnya, akhirnya Rudy memutuskan untuk pindah ke grup bulu tangkis yang lebih besar yaitu Grup Rajawali, grup yang telah melahirkan banyak pemain bulu tangkis dunia. Pada awal dia bergabung dengan grup ini, Rudy merasa sudah menemukan grup terbaik untuk mengembangkan bakat bulu tangkisnya. Akan tetapi setelah berdiskusi dengan ayahnya, Rudy mengakui bahwa jika dia ingin kariernya di bulu tangkis meningkat maka dia harus pindah ke tempat latihan yang lebih baik, oleh sebab itu Rudy memutuskan untuk pindah pada Pusat Pelatihan Thomas Cup pada akhir tahun 1965. Tak lama setelah itu, penampilan Rudy semakin membaik. Bahkan dia turut ambil bagian dalam memenangkan Thomas Cup untuk Indonesia pada tahun 1967. Pada umur 18 tahun, untuk pertama kalinya Rudy memenangkan titel Juara All England dengan mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia dengan hasil akhir 15-12 dan 15-9. Setelah itu dia terus memenangkan titel ini sampai dengan tahun 1974.


Spoilerfor Prestasinya:

1968: Menang - mengalahkan Tan Aik Huang, (Malaysia)
1969: Menang - mengalahkan Darmadi (Indonesia)
1970: Menang - mengalahkan Svend Pri (Denmark)
1971: Menang - mengalahkan Muljadi (Indonesia)
1972: Menang - mengalahkan Svend Pri (Denmark)
1973: Menang - mengalahkan Christian Hadinata (Indonesia)
1974: Menang - mengalahkan Punch Gunalan (Malaysia)
1975: Kalah - dikalahkan Svend Pri (Denmark)
1976: Menang - mengalahkan Liem Swie King (Indonesia)
1977: - Tidak ikut
1978: Kalah - dikalahkan Liem Swie King (Indonesia)


Spoilerfor Verawaty Fajrin:



Spoilerfor Profil dan prestasi:
Verawaty Wiharjo (lahir di Jakarta, 1 Oktober 1957; umur 55 tahun) adalah pemain bulu tangkis terkenal Indonesia era tahun 1980an. Ia berhasil meraih banyak gelar juara baik di nomor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran. Pemain-pemain yang pernah berpasangan dengannya adalah Imelda Wigoena, Ivanna Lie, Yanti Kusmiati, Bobby Ertanto, dan Eddy Hartono.

Verawaty Wiharjo kemudian dikenal dengan nama Verawaty Fajrin setelah memeluk agama Islam pada bulan April 1979. Nama Fajrin di belakang namanya diambil dari nama suaminya, Fajrin Biduin Aham.
Tunggal Putri

Juara Kejuaraan Dunia 1980
Finalis All England Open 1980
Juara SEA Games 1981
Juara Indonesia Terbuka 1982

Ganda Putri

Juara Belanda Terbuka 1977 (Verwaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Juara Denmark Terbuka 1977-1978 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Medali Emas Asian Games 1978 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Juara All England 1979 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Juara Kanada Terbuka 1979 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Finalis Kejuaraan Dunia 1980 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Medali Emas SEA Games 1981 (Verawaty Fajrin/ Ruth Damayanti)
Juara Indonesia Terbuka 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Juara Cina Terbuka 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Juara Taiwan Terbuka 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Finalis World Badminton Grand Prix Final 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Medali Emas SEA Games 1987 (Verawaty Fajrin/ Rosiana Tendean)
Juara Indonesia Terbuka 1988 (Verawaty Fajrin/ Yanti Kusmiati)
Medali Perunggu Asian Games 1990 (Verawaty Fajrin/ Lili Tampi)

Ganda Campuran

Juara Malaysia Terbuka 1986 (Bobby Ertanto/ Verawaty Fajrin)
Juara Malaysia Terbuka 1988 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Juara Indonesia Terbuka 1989 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Juara Belanda Terbuka 1989 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Finalis Kejuaraan Dunia 1989 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Finalis Asian Games 1990 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)



Spoilerfor Christian Hadinata/Ade Chandra:




Spoilerfor Profil:


Spoilerfor Christian Hadinata/Imelda Wiguna:



Spoilerfor 1983:


Spoilerfor Icuk Sugiarto:


Spoilerfor 1993 :


Spoilerfor Joko Surprianto:




Spoilerfor Susi Susanti:




Spoilerfor Ricky Subagja/Rudy Gunawan:



Spoilerfor 1995 :


Spoilerfor Heryanto Arbi:




Spoilerfor Ricky Subagja/Rexy Mainaky:



Spoilerfor 1997 :


Spoilerfor Candra Wijaya/Sigit Budiarto:



Spoilerfor 2001 :


Spoilerfor Hendrawan:




Spoilerfor Tony Gunawan/Halim Haryanto:








Spoilerfor 2005 :


Spoilerfor Taufik Hidayat:




Spoilerfor  Nova Widianto/Liliyana Natsir:





Spoilerfor 2007 :


Spoilerfor  Markis Kido/Hendra Setiawan:




Spoilerfor Nova Widianto/Liliyana Natsir:


Spoilerfor 2013 :


Spoilerfor Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan:

Spoilerfor videonya:


Spoilerfor Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir:


Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/5207adba5b2acf2403000000/juara-bulutangkis-dunia-dari-indonesia-siapa-aja-1977-2013-pic-asal-tahu/

0 comments:

Post a Comment